|
Love y'all!! |
Ini kisah wisata yang sangat singkat.
Dengan tujuan untuk melepas sedikit beban keseharian. Ini kisah piknik
yang sangat cepat. Dengan niat untuk melepas rasa panik. Sebenarnya ini perjanalan saat awal November 2017. Sudah 3 bulan tidak terjamah dan tersimpan di draft. Aku pemalas memang.
Cerita perjalanan dimulai
dari obrolan singkat di aplikasi chat. Aku dapat pesan dari temanku, teman mbolang lebih tepatnya.
"Tanggal 6 November mau kemana?"
"Ntah.."
"One Day Escape, yuk?"
"Elah sok sok an, haha. Mau kemana sih?"
"Tumpak Sewu, perbatasan Malang sama Lumajang."
"Hmmm...."
Biasanya, kalo diajak sama dia aku langsung 'iya' aja. Tapi untuk kali ini entah kenapa aku masih mikir 2 kali.
"Ayo wes gausah mikir".
Tanpa menunggu, Aldo, ya nama temanku tadi, membuat multichat grup yang isinya 4 orang. Aku, Aldo, Topek dan Memey. Aldo dan Topek ini memang suka bermain di alam. Baca ceritaku yang lain dengan mereka disini. Kalo Memey ini temen kuliahnya Aldo dan Topek.
Setelah membuat group dan aku kenalan dengan memey, Aldo
memberikan instruksi, dan barang apa saja yang perlu dibawa ke Tumpak
Sewu. It's show time!!!
* * *
Senin, 6 November 2017.
Hari
yang ditunggu tiba. Instruksi dari Aldo, rombongan piknik harus
berangkat setidaknya pukul 07.00 WIB dari Malang Kota. Namun, manusia
bisa merencanakan, Tuhan yang menentukan. Haha. Topek menjemputku di
rumah, Aldo menjemput Memey. Setelah itu kami akan bertemu di perempatan
lampu merah Gadang.
FYI,
Tumpak Sewu ini berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang,
tapi sudah masuk Lumajang. Jadi, kami menuju ke arah selatan, membaca
penunjuk jalan ke arah Dampit dan Lumajang. Kalo dari Gadang, urutannya
adalah Krebet - Turen - Dampit - Tirtoyudo - Ampelgading - Lumajang.
Kami
berangkat dari Gadang jam 08.00 WIB, sampai di Tumpak Sewu sekitar
pukul 10.00 WIB. Lumayan lah bokong pegel duduk. Namun, sebelum kami
berempat sampai di Tumpak Sewu, terjadi drama 2 babak. Haha.
Saat
di jalan perbukitan Ampelgading, aku dan Topek kehilangan jejak Aldo
dan Memey. Kalian tahu bagaimana Aldo mengendarai motornya? Like a Ghost
Rider. Haha. Kenceng dan ngepot. Kalo aku yang dibonceng, sudah aku
pukul dia pake botol minum. Tapi aku rasa, Memey pasti sholawatan juga
saat dibonceng Aldo.
Merasa kehilangan arah, aku dan Topek salah masuk gang. Karena di mulut gang, terdapat gapura bertuliskan 'Coban Sewu'.
"Pek apa bedanya Coban Sewu dan Tumpak Sewu?" (coban dalam bahasa Jawa artinya air terjun)
"Gak tau. Haha."
"Yaudah masuk sini aja Pek, siapa tau Aldo uda nunggu."
Dengan kesotoyan ku, motor Topek masuk ke gang itu. Niat hati cek hape, ternyata no signal.
"Pek, ga ono sinyal Pek. Wadoh". Aku mulai panik.
"Kebelet online a? Haha. Masuk gang aja dulu, entar telpon Aldo".
Setelah
masuk sekitar 1 km, ada plang bertuliskan 'Coban Sewu'. Tapi sepi. Krik
krik. Tak ada manusia jaga parkir, tak ada Aldo dan Memey, cuma ada beberapa
rumput liar bergoyang di sekitar tempat parkir. Akhirnya, aku nanya ke
ibu-ibu yang lewat di jalan, sekitaran tempat parkir.
"Buk kulo bade tanglet. Coban Sewu ten pundi nggih?" (Bu saya mau nanya, Coban Sewu di sebelah mana ya?)
"Oh, samean ngaler pun. Ten mriku enten tiyang e. Tapi coban e tutup e mbak". (Oh kamu pergi ke Utara. Nanti disana ada orangnya. Tapi cobannya tutup mbak.)
"Ha? Tutup buk?" Aku masih bloon ga paham maksud ibu ini.
"Nggih tapi mboten nopo2 samean ngaler, enten tiyang e kok". (Ya tapi gpp mbak, kamu ke Utara lagi nanti ada orangnya kok.)
"Inggih buk, suwon. Monggo".
Aku
dan Topek tau utara yang dimaksud ibu tadi adalah jalan kembali dimana
aku dan Topek masuk. Oke. Kita kembali. Motor Topek diparkir, aku
langsung turun karena capek bawa diri, tas dan tripot kamera.
Cetung.
"LOH PEK ADA SINYAL". Aku teriak.
Bahagiaku sederhana ternyata. Haha. Aldo kirim pesan ke aku 5 menit yang lalu.
"Dike Topek dimana?"
Sejenak aku akan membalas, tiba-tiba no signal. Argh.
"Bentar, ditelpon aja", kata Topek santai sambil duduk di sebelahku.
"Halo Assalamualaikum".
"Kumsalam. Do nde mana?"
"Loh aku sudah di depan gang Tumpak Sewu".
"Aku sama Dike di Coban Sewu. Yang bener yang mana?"
"Kalian masih di Ampelgading itu. Keluar gang lagi, maju sekitar 2 km sudah masuk Lumajang. Beda tempat itu".
Oh, dasar Aldo. Ga itu nunggu di depan gang.
"HE HALO DO", nadaku sudah tidak bisa dikontrol.
"OPO HE?"
"NGUNU YO TERUSNO MOTORAN BANTER NEMEN, SAMPE NINGGAL KONCO". (Gitu ya teruskan saja naik motor ngebut sampe ninggal teman.)
"Uwes cepet rene. Aku wes sejam nunggu".
"ASDFGJKLL".
Ya sudahlah, aku sama Topek lanjut motoran lagi.
Setelah
drama 2 babak tadi, dan bertemu dengan Aldo Memey, kami masuk gang
Tumpak Sewu. Gak lama, kami sudah berada di tempat parkirnya. Dari sini,
butuh waktu sekitar 10 menit untuk bisa sampai di Tumpak Sewu.
Jalan dari parkiran menuju Panorama Tumpak Sewu ini hanya butuh waktu 5 menit. Tapi jalannya naik turun. Untungnya, sama pengelola sudah dipavling jalannya, jadi gak licin dan lebih nyaman aja buat pengunjung.
Inilah Panorama Tumpak Sewu.
|
Photo by Topek |
Jadi,
sebenarnya pengunjung bisa banget turun sampai ke dasar air terjunnya.
Sayang sekali, kami datang saat musim hujan. Jalannya licin, jadi
terpaksa akses untuk ke bawah ditutup. Kita hanya bisa foto-foto di
panorama ini. Sempet sih ada bapak-bapak nawarin buat ikutan turun ke
bawah, tapi kami memutuskan untuk tidak kesana. Selain karena licin,
langitnya sudah mendung. Ya takut aja tiba-tiba hujan pas disana.
|
Play Hard Stay Humble, ya Do? |
|
Ingin Menjatohkan Diri |
|
Nampak Bawah |
|
Nampak Atas |
|
Memey in Action |
Setelah
disimpulkan, ternyata Coban Sewu dan Tumpak Sewu itu sama. Cuma
aksesnya aja yang berbeda. Jika Coban Sewu (tempat aku nyasar sama
Topek) adalah sungainya dari air terjun itu. Nah kalau Tumpak Sewu ini,
bisa lihat panorama dari atas, dan juga bisa turun ke dasar air
terjunnya.
|
Difoto Aldo dari Atas |
|
Foto pake timer. Eh bukan pake benda yang kayak remote gitu. Apa ya namanya? |
Foto-foto,
naik sedikit ke bukit, makan jajan, selfie, itulah kegiatan kami. Karena
hari Senin, pengunjungnya sedikit. Di total bersama kami, cuma ada 4
rombongan aja. Dan itu silih berganti, jadi spot foto ga berjejal orang
yang kepingin foto. Hehe.
|
Memey, Aldo, Topek, Aku. (aku blur) |
|
aku blur lagi :(( |
"Loh gerimis. Ayo balik", kata Memey.
"Ayo ayo", ucap yang lain.
Kami
kembali ke tempat parkir, dan berhenti di salah satu warung. Biasalah,
beli teh anget dan mie instan haha. Sambil menunggu hujan, Aldo dan
Topek nonton Running Man (sek sempet), Memey main hape juga, aku tiduran
di atas tas Topek yang besar. Haha.
Setelah
hujan berhenti, kami berencana untuk mengisi perut di daerah PT Pindad,
Turen. Disana ada bakso enak. Lebih tepatnya sih di depan SMPN 1 Turen.
Butuh waktu sekitar 1 jam buat sampai sana.
Pukul
13.00 WIB, kami keluar dari daerah Tumpak Sewu. Karena jalanan licin,
aku menyuruh Topek untuk tidak ngebut. Di sekitaran sana juga banyak
truk hilir mudik, ditambah jalanan perbukitan yang berkelok-kelok.
Wisata kali ini sangat singkat, cuma lama karena di perjalanan. Tapi, untuk mereka bertiga, aku ucapkan sangat terimakasih. Karena saat liburan wisata ke Tumpak Sewu ini, aku lagi proses melupakan mantan haha.
Untuk perjalanan kali ini, aku tidak memberikan berapa budget yang dikeluarkan karena pasti setiap rombongan berbeda pengeluaran. Kalo kalian pake cara ku buat ke Tumpak Sewu, sediakan 100rb untuk bensin dan makan (perkiraan biaya jika berangkat dari Malang).
Pesanku, jaga perkataan dan perbuatan aja kalo lagi main sama Alam. Hoho. Salam Alas!!