Kembali lagi, ini hanyalah sebuah kisah. Mungkin tidak terlalu bagus dan menyentuh hati. Tetapi, sekedar berbagi, apa salahnya?
Entah bagaimana awal menjelaskan pertemuan ku dengan dia. Emm, namanya Ghozi. Bisa dipanggil Abang Ghozi. Pertemuan awal, ketika kami dipertemukan di sebuah acara Summer Exchange. Disitu lah, aku melaksanakan tugas liputan, karena media tempat aku menimba ilmu jurnalistik, menjadi media partnernya. Dan dia, menjadi Tukang Foto Acara.
Mungkin, Tuhan memiliki jalan lain. Sewaktu itu, semua kamera pada sibuk. Jadilah tak ada kamera di rumah, maupun di kantor. Dengan bekal 'tak ada kamera' di tangan, aku berinisiatif untuk meminta beberapa foto berita ke 'Tukang Foto Acara' tersebut. Aku bertukar info kontak dengannya.
And, the drama was begun...
Dari awal cuma sekedar nanya 'Mas, fotonya sudah terkirim belum?', akhirnya berlanjut ke sebuah pesan 'Jurusan apa?' 'Kenal sama ini gak?' 'Lagi apa? Sudah makan?'. Eaaaaaaa, terlihat drama sekali bukan?
Mengatur jadwal kencan, mengatur irama intesitas chatting, semua sepertinya lancar dilakukan. Dan, entahlah, seperti perasaan ku berbalik arah. Resah ketika dia lama membalas, tersenyum geli ketika ada nama 'Ghozi' di layar handphone, dan tertawa kencang ketika dia mengirim Voice Note berisi jokes garing.
Sebenarnya, sebelum aku mengenal Ghozi, aku masih punya luka basah di hati dalam. Tentang dia, seseorang yang terlalu 'nyaman' menyakiti ku, dan aku yang terlalu 'nyaman' untuk disakiti. Tapi apalah daya, aku hanya menginginkan kebahagiaan. Seiring berjalannya waktu, ke'nyaman'an ini berujung sakit luar biasa. Dan saat itu, aku menutup diri, tidak membuka hati, memasang muka 'masa bodoh' kepada semua yang mendekati ku.
Sampai akhirnya, aku bertemu Ghozi...
Tetapi, kenapa dengan Ghozi beda ? Mengapa saat pertama kali mengenalnya, aku langsung merasa tertarik dengan pria jakung ini? Apa ini jalan Tuhan ? Jujur, aku tidak pernah menginginkan pengobatan yang cepat. Apa Engkau tak bisa melihat ku menahan luka lebih lama? Apapaun alasanmu, Tuhan, Thanks for all. Aku tahu, semua pertemuan ku dengan Ghozi kali ini, mempunyai alasan rahasia yang telah Kau rencanakan.
Tuhan, kini aku tidak setengah bahagia !
Aku bahagia !