Cokelat, dalam bentuk apapun itu nikmat rasanya.
Permen, batangan, bubuk, camilan, bahkan minuman. Es
Cokelat.
Cinta, dalam bentuk apapun itu terasa bahagia dan sesak di
dada. Seperti terdapat ratusan kupu-kupu di dalam perut yang mengepakkan sayap
secara bersama-sama.
Kencan, jadian, friend-zone, LDR, nyaman-zone, cie-zone dan
masih banyak zone-zone yang lain.
Apa hubungan cokelat dengan cinta?
Bersama diawali dengan huruf C. Bersama juga diakhiri dengan
huruf E (English : ChocolatE and LovE).
Jika memakan cokelat, dapat menghilangkan stress dan akan
menimbulkan cinta.
***
Suatu hari, dimana semua terlalu berjibaku dengan urusan
dunia masing-masing. Tiada hari tanpa kegiatan liputan acara, rapat, editing
video, dekorasi dan masih banyak yang lain. Profesi kami, kali ini diceritakan
adalah aku dan dia, adalah profesi yang selalu dihantui kata ‘deadline’ dan ‘klien’.
Aku, sebagai wartawan kombis (komunikasi dan bisnis) selalu
dipenuhi dengan telepon dan berhubungan dengan klien. Dengan deadline yang
saling bersamaan untuk berebut sebuah kolom di surat kabar.
Dia, sebagai editor film juga sellau dikejar deadline. Jasa
ini sungguh menyita waktu, perasaan dan tenaga. Di kala klien meminta lebih,
tanpa peduli dengan keadaan sang editor.
Di antara kami, ada sebuah dinding besar, tinggi dan kokoh.
Akan mudah diruntuhkan jika kami bertemu. Ya, dinding itu adalah rindu.
Bagaimana tidak, ketika panggilan keluar dan sms di HP adalah dari klien semua?
Saat tepat menelpon, kami benar-benar memanfaatkan itu. Sedikit
mengenyampingkan pekerjaan dan hiruk pikuk masalah kantor. Sampai pada suatu
hari…
Ketika perasaan dan ego mengalahkan logika. DI tengah-tengah
deadline yang memburu, missed call dari Pimpinan Redaksi yang aku abaikan, aku
melaju menuju kantor studionya. Menghampiri, melihat wajahnya dan memberikan
pelukan hangat, mungkin itu lebih dari cukup.
Ku berikan juga sebuah minuman. Es Cokelat dalam kemasan.
Yang menjadi langganan kami ketika awal-awal berkencan.
Dia keluar, aku menunggu di teras studio. Terlihat simple namun
artistic, karena dulunya studio ini adalah loji.
Setelah ngobrol basa-basi dan sedikit pelukan, dia mulai
bertanya..
“Kenapa harus minuman dark chocolate?”
“Sayang, ini minuman pembangkit”
“Maksudnya?”
“Dalam arti sesungguhnya, cokelat bisa meredakan stress.
Terutama dark chocolate. Aku tau kita sedang dalam masa puncak di dalam
pekerjaan, tapi aku juga tidak mau ingatan kita tentang ‘kita’ akan terkikis
perlahan. Sebagai pereda rasa stress, nyeri dan rindu, baiknya kita meminum
ini.
…setelah kita minum ini, berharap kita bisa fokus pada
perkejaan masing-masing, tanpa harus mengurangi rasa cinta dan kepercayaan.
Minumlah, aku sudah memberikan ramuan agar setiap kamu makan atau minum
cokelat, apapun bentuknya, kamu akan ingat aku terus.”
Tersenyum.
Mata kita bertatap lama. Tiba-tiba hangat menjalar di
seluruh muka, menuju badan. Sentuhan bibirnya di kening seakan mengobati semua
beban hidup.
Setelah 1 jam mengobrol, dirasa cukup. Kami kembali ke
rutinitas.
Sampai pada waktu sedikit longgar, untuk kami bernapas
sejenak, untuk kami merencakan masa depan, untuk kami mengambil cuti resepsi.
Untuk selanjutnya, ku harap khasiat Es Cokelat itu benar-benar amouh mengobati rindu dan menumbuhkan cinta.