Hai semuanya,
Akhirnya aku “come-back” setelah beberapa bulan vacuum
dari blog T,T kalo kata Dieqy sih “blogger-murtad”. Yah apapun sebutan nya
untuk ku, aku cuma mau bilang kalo emang lagi banyak tugas dan urusan hati.
Tapi Alhamdulillah masih blogwalking, setidaknya gak “murtad” banget lah.
Hehehe
Gak hanya itu, selama aku vacuum sementara ini, aku masih
memikirkan “enaknya entar nulis apa yah di blog?”, trus aku juga mikirin nasib
hati yang terus menjomblo (?) hahaha. Dan disela-sela aku memikirkan itu, ada
beberapa kejadian yang menurutku pantes buat aku share disini.
Beberapa hari yang lalu, aku maen ke kost temen ku.
Daripada cuma curhat dan nggosipin dosen, kami memutuskan untuk nonton film.
Judul nya “You’re Apple in My Eyes”(18+). Itu film lumayan lama sih, keluaran
Negara Cina. Jadi yang main sipit-sipit gitu. Inti dari film ini, ada cewek sama cowok SMA terus
ketika mau lulus pacaran, eh ternyata kuliah memisahkan mereka dan harus LDR, banyak
godaan disini. Tapi karena terlalu sibuk kuliah dan LDR (Lali Duwe
Relationship/ Lupa Punya Relationship), mereka lost contact. Dan kembali
dipertemukan di saat si cewek mau nikah sama orang lain.
Dan lagi-lagi, ini karena LDR (Lho, Ditinggal Rabi / Lho,
Ditinggal Nikah). Nyesek banget emang, aku juga nyesel sama sutradara nya.
Kenapa kok mereka gak disatuin aja dalam pernikahan. Padahal semasa pacaran itu
mereka sosweet banget. Yah dengan berat hati, aku terusin nonton tuh film. Dan
di acara si pernikahan cewek ini, si cowok dan sahabat mereka sewaktu SMA, hadir untuk mengucaokan selamat, dan ada quotes yang paling sosweet:
“ Jika
kamu seorang pria, dan sungguh mencintai wanita. Biarkanlah wanita itu bahagia
dengan orang lain. Karena dirimu belum tentu bisa membahagiakannya”
Agak rancu emang, tapi ini laki banget T,T and whola, aku
nangis liat endingnya. Dan di kado ulangtahun, yang diberikan si cowok, berisi
tulisan “Selamat menempuh hidup baru, Masa Remaja Ku” :’)
Emang kalo aku cuma cerita lewat blog gak akan menangis
dan meresapi ceritanya. Yah coba kalian download atau cari di youtube. Ketika
selesai nonton, aku berpikir, temen ku juga berpikir, “Apakah cerita happy
ending gak selalu bersama?”, “Apakah merelakan dia yang kita cintai bersama
orang lain termasuk happy ending?”. “Meskipun nyesek, apa itu tetap HAPPY
ENDING?”. Dan pertanyaan itu selalu berputar sampek aku balik ke rumah, setelah
main ke rumah kos temen.
 |
bye bye! |
Pertanyaan itu pun berlanjut, sampek aku menelpon temen
yang aku datengi tadi. Dia berkata “Ke, happy ending itu gak harus selalu kamu
bersama peran utama atau lawan main mu di sebuah drama. Tapi, happy ending juga
bisa seperti kamu bahagia dengan pemain figuran, dan pemeran utama akan merasa
bahagia juga karena kamu telah menemukan kebahagiaan bersama pemain figuran.
Jadi, ini bukan masalah kamu nyesek apa enggak. Kasat mata, kamu dan pemeran
utama adalah satu, hanya saja kebahagiaan berpihak padamu dan pemain figuraan,
bukan pemeran utama.”
At least, I wanna said “yes, it’s true”. Jadi mungkin,
cerita film di atas dan gambaran percakapan ku dengan temen itu sesuai dengan
keadaan ku kini. Aku yang berjuang untuk mendapatkan pemeran utama di drama ku
sendiri, aku yang selalu peduli dengan dia tapi sama sekaali tidak pernah
digubris. Aku yang selalu menutupi tangisan ku ketika dia berbicara tentang
cewek lain, dan aku yang tetap bersih-kukuh untuk ingin mendapatkan nya, tetapi
hasilnya nihil. But, I hope he knows I care. Actually, aku malah diperjuangkan
oleh pemain figuran, yang slama ini berdoa diam-diam. Pemain figuran yang
menegerti keadaan ku dan selalu ada buat aku. So, what would I do? Of course,
aku memilih pemain figuran, daripada mengharapkan pemain utama yang tidak
jelas.
Hope you happy, because I’ve happy ending, without you…
sumber gambar : weheartit.com