Setiap kali aku merasakan sesuatu, aku selalu cerita dan
curhat ke Mama. Entah, aku lebih senang cerita ke Mama, walau tak jarang juga
aku punya sahabat-sahabat untuk bercerita bersama. Namun, ada sesuatu yang
berbeda jika aku mengobrol dengan Mama. Mungkin inilah kekuatan antara Ibu dan
anak.
Kami lahir pada zaman kami masing-masing. Perbedaan budaya
remaja dulu dan sekarang memang berbeda. Ini tak jadi masalah buat ku, aku
malah senang jika Mama bertanya tentang istilah atau kata-kata yang dipakai zaman
sekarang.
“Kamu kok senyum-senyum sendiri?”
“Iya, Ma. Ini habis ditelpon sama mas El. Hehe.”
“Cie, pacar baru kamu yah? Kok gak dikenalin ke Mama?”
“Sabar, Mama. Kita masih LDR-an,” ucapku sambil memeluk Mama
“Duh, anak muda. Artinya apa itu? Hahaha.”
“Long Distance Relationship, Mama. Artinya, hubungan jarak
jauh. Dia masih di Tarakan. Di Kalimantan sonoo. Masih jauh. Entar kalo pulang
deh, aku suruh main ke rumah.”
Mama gak ngebales omonganku, Cuma tersenyum dan mengusap
rambut ku.
Hangat.
“Dek, kok si mas El gak jadi main ke rumah?,” tanya Mama
suatu hari.
“Anu, Ma. Mmm, sebenarnya aku sama mas El, belum pacaran.”
“Lah, terus selama ini kamu sering keluar sama dia, sering
telpon-telpon setiap malam.”
“Kami juga friendzone, Ma,” kataku sambil menangis.
Mama langsung merangkulku.
“Friendzone? Jadi Cuma teman?,”
“Iya, Mama. Selama ini aku salah, ternyata dia cuma
menganggap aku sebagai teman,” aku semakin kencang menangis.
Sekali lagi, pelukan Mama memang ampuh meredakan segala
kesedihan.
Begitulah sepenggal cerita ku dengan Mama. Dia selalu
mengerti segala keadaan hati ku. Apa aku sedang kesal, kecewa, bahagia, sedih,
atau marah. Mama selalu mendengar segala keluh kesahku dan aku berharap we just
stay like that. I hope we never grow old.
Mama, aku sudah memaafkan dan mengikhlaskan mereka, yang
menyakitiku. Semoga Mama juga memaafkan mereka, melihat Mama juga terbawa emosi
ketika aku cerita dan menangis di hadapan Mama. Haha. Biarlah, itu bagian dari
kehidupan.
 |
Mama in Action |
 |
Liburan di Coban Rondo (2013)
Find ma Father behind us! HAHA |
Mungkin sekarang aku akan mengakhiri kisah sedih ku dengan masa
lalu. Aku meminta restu untuk menjalin hubungan dengan pria itu. Seperti yang
aku tahu, aku dan dia saling mengobati luka masing-masing. Kami memiliki masa
lalu yang sama. Kami memiliki bekas goresan di hati yang sama. Aku ingin
mengobati dia, begitupun dengan dia. Doakan ya, Ma?
Kedepannya, semoga Mama tidak bosan ketika aku jejali dengan
cerita bahagia. Mungkin ada sedikit cerita sedih, namun selama aku dan dia
saling mengobati, aku yakn itu tidak menjadi masalah.
Jika dia sudah siap, pasti akan aku bawa ke rumah. Semoga
pilihan ku, menjadi pilihan Mama juga. Semoga Mama juga sayang sama dia. Love
ya, Ma!